Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengirim pernyataan sikap menanggapi rentetan kekerasan berbau agama yang terjadi dua pekan belakangan. Menurut Rais Aam PBNU Dr. KH Sahal Mahfudz, perbedaan tak boleh sekali-kali menjadi alasan untuk melakukan kekerasan.
Ada enam poin pernyataan PBNU. Pertama, menyatakan keprihatinan dan penyesalan serta mengecam kejadian kekerasan di Cikeusik, Temanggung dan Pasuruan.
"Kedua, bahwa ajaran tentang kenabian Mirza Ghulam Ahmad yang dianut Ahmadiyah tidak sejalan dengan akidah Ahlus Sunnah Waljamaah," kata Sahal dalam pernyataan tertulis yang diterima VIVAnews.com, Kamis, 17 Februari 2011.
Namun, ketiga, perbedaan agama dan keyakinan tersebut tidak bisa menjadi pembenaran melakukan tindakan kekerasan atau kesewenang-wenangan. Keempat, PBNU menyerukan segenap warga NU menjunjung tinggi persaudaraan sesama warga bangsa, menjauhi tindakan yang dapat mengganggu harmoni kehidupan bermasyarakat dan menjauhi provokasi.
Kelima, PBNU mendesak pemerintah untuk melakukan kewajiban konstitusionalnya melindungi setiap warga negara tanpa membedakan agama dan keyakinan. Dan terakhir, keenam, PBNU meminta warga NU untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
Dalam 10 hari belakangan, terjadi tiga kekerasan berbau agama di tiga provinsi. Peristiwa pertama terjadi di Cikeusik, Pandeglang, Banten, pada Minggu, 6 Februari 2011 yang menewaskan tiga pengikut Ahmadiyah. Peristiwa kedua pada Selasa, 8 Februari di Temanggung yang membuat tiga gereja rusak dan terakhir, pada 15 Februari, terjadi penyerangan sebuah pesantren Syi'ah di Pasuruan.
0 komentar:
Posting Komentar