PT Kereta Api (Persero) menargetkan pendapatan pada 2011 mencapai sekitar Rp7,92 triliun, tumbuh 15-20 persen dari perkiraan pendapatan 2009 sekitar Rp6,6 triliun.
"Pendapatan tahun depan kami proyeksikan tumbuh hingga 20 persen dari tahun 2010," kata Direktur Utama PTKA, Ignasius Jonan, usai menyaksikan pelantikan komisaris dan direksi PTKA, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis.
Menurut Jonan, peningkatan pendapatan diperoleh dari lonjakan angkutan penumpang dan angkutan barang.
Saat yang sama, laba bersih 2011 diharapkan melonjak 15 persen dari pekirakan laba 2010 sebesar Rp300 miliar.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pencapaian laba 2010 sebesar Rp300 miliar tersebut lebih rendah dibanding target yang ditetapkan sebelumnya Rp400 miliar.
Salah satu penyebab tidak tercapainya target, diutarakan Jonan, adalah pembatalan kenaikan tarif tiket kereta api kelas ekonomi 16-62 persen.
Usulan kenaikan tarif ini sudah disampaikan sejak awal Desember 2009. Rencananya, paling lambat Juli 2010 tarif baru KA ekonomi sudah bisa diterapkan.
Namun usulan itu hingga kini belum mendapat restu dari pemerintah.
Ignasius menjelaskan, bila tarif tersebut tidak juga direalisasikan pada 2011 maka dipastikan target pendapatan sebesar Rp7,92 triliun tidak akan tercapai.
"Bisa dibilang kecewa, bisa tidak. Namun dikhawatirkan kinerja pelayanan akan terus merosot," tegasnya.
Untuk itu ia menambahkan, bila kenaikan tarif ditolak, maka jalan terakhir yang harus dilakukan pemerintah yaitu menambah subsidi untuk penumpang kelas ekonomi (public service obligation/PSO).
Pada 2011 PTKA diketahui mengusulkan nilai PSO sebesar Rp600 miliar, naik dari usulan PSO 2010 pada APBN-P sebesar Rp535 miliar.
0 komentar:
Posting Komentar