Pengamat ekonomi Universitas Katholik Atmajaya A. Prasetyantoko memperkirakan tingkat inflasi selama 2011 bisa menembus hingga 7,0 persen.
"Target pertumbuhan ekonomi kemungkinan bisa dicapai, namun untuk inflasi sulit diprediksi, skenario pesimis itu bisa mencapai 7,0 persen," kata Prasetyantoko usai seminar Reformasi Kebijakan Moneter dan Pengawasan Bank di Indonesia paska Krisis Global di Jakarta, Kamis.
Ia menyebutkan perkiraan inflasi akan menembus 7,0 persen belum mempertimbangkan kemungkinan harga minyak dunia mengalami kenaikan dari asumsi sebesar 80 dolar AS per barel.
"Inflasi sebesar itu dengan catatan tidak ada kenaikan harga minyak di pasar dunia. Kalau harga minyak dunia naik hingga 100 dolar AS per barel maka ceritanya akan lain," katanya.
Menurut dia, tingkat inflasi memang merupakan tantangan bagi pengelolaan ekonomi Indonesia pada 2011.
Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan seperti pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang akan mendorong kenaikan harga BBM, kemungkinan pergerakan harga minyak dunia, dan isu perubahan iklim yang mendorong kenaikan harga energi dan pangan.
"Semua akan memberi tekanan kepada tingkat inflasi, kalau kondisi memburuk bisa mendorong inflasi hingga mencapai di atas 7,0 persen," katanya.
Kondisi perekonomian global, lanjut Prasetyantoko, hingga saat ini juga belum menunjukkan pertanda apakah akan membaik atau memburuk.
"Kalau kondisi ekonomi di Eropa dan Amerika membaik kemungkinan akan terjadi capital outflow sehingga juga berpengaruh terhadap inflasi di Indonesia," katanya.
Mengenai kondisi perekonomian secara keseluruhan, ia memperkirakan, kondisi semester I tahun 2011 kemungkinan akan sama dengan semester I tahun 2010.
"Kondisi semester I 2011 kemungkinan akan sama dengan semester I 2010, kalau semester II, sulit diprediksi," katanya.
Pada APBN 2011, pemerintah dan DPR menyepakati asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4 persen, nilai tukar rupiah Rp9.250 per dolar AS, tax ratio 12,05 persen, tingkat inflasi 5,3 persen, lifting minyak 970.000 barel per hari, dan harga minyak 80 dolar AS per barel.
0 komentar:
Posting Komentar